Minggu, 19 Juni 2011

FILSAFAT

Pengantar filsafat
Gejala tahu
1.      Tidak dari permulaan adanya manusia itu sudah tahu. Pada suatu ketika ia ingin tahu. Segera ia memaparkan isi hatinya dengan bahasa, bagaimana pun sederhananya, segera ia pun bertanya: apa ini? Apa itu?, apa sebabnya begini dan knp demikian?
2.      Dalam pada itu nampak pula bahwa tahunya yang memuaskannya itu, adalah tahunya benar. Tahu yang tidak benar itu disebut keliru.keliru itu seringkali lebih jelek daripada tidak tahu.
3.      Obyek tahu adalah apa saja yang ada dan mungkin ada
Kesimpulan:
  1. Manusia ingin tahu
  2. Manusia ingin tahu yang benar
  3. Obyek tahu adalah yang ada dan mungkin ada
  4. Manusia tahu bahwa ia tahu
Pengetahuan
  1. Putusan. Orang yang tahu disebut memiliki pengetahuan. Pengetahuan tidak lain dari hasil tahu. Kalau orang misalnya tahu kalau pohon itu rendah, maka ia mengakui hal “rendah” itu terhadap pohon tsb. Pengakuan sesuatu terhadap sesuatu disebut putusan, sehingga pada dasarnya putusan dan pengetahuan itu sama.
Dua macam pengetahuan
  1. Pengetahuan khusus yang mengenai yg satu saja. Contoh; gunung itu tinggi.
  2. Pengetahuan umum, yang berlaku bagi seluruh macam dan masing-masing dalam macamnya. Baik pengetahuan umum, maupun pengetahuan khusus, keduanya menjadi milik manusia berlandaskan pengalaman, entah pengalamannya sendiri entah pengalaman orang lain
Kebenaran
  1. Persesuaian antara pengetahuan dan obyeknya itulah yang disebut kebenaran.
  2. Kebenaran ada juga yang menyebut pula obyektivitas, jadi pengetahuan benar adalah pengetahuan obyektif.
  Kekuatan putusan
  1. Orang yang hendak tahu memang harus sadar, jadi kesadaran itu memang harus ada, bahkan mutlak bagi pengetahuan, karena yang tak sadar tentu tak tahu. Tak sadar akan diri sendiri sama halnya dengan tak tahu diri.
  2. Kesadaran dapat dijadikan obyek, tetapi itu lalu dianggap ada diluar subyek yang berkesadaran itu, orang yang sadar mungkin menyelidiki kesadarannya sendiri, yang ada.pada umumnya obyek yang ada di luar kesadaran ini hanya memungkinkan pengetahuan manusia, karena obyek itu memberi perangsang kepada manusia untuk tahu.
  3. Hasilnya dicetuskan berupa putusan, artinya manusia mengakui hubungan sesuatu terhadap sesuatu, dengan kata lain, manusia mengatakan sesuatu itu terhadap obyeknya itu. Rangsang semata bukanlah pengetahuan sebenarnya, baru ada pengetahuan kalau ada putusan
  4. Kebenaran obyektif disebut juga kebenaran logis, karena kesesuaian obyek dengan pengetahuan
  5. Kata logis diambil dari kata logiy (logie) berarti ilmu pengetahuan. Ontologis dari kata on dan logi, artinya ilmu tentang ada.
Kepastian keyakinan
  1. Orang hrs sll waspada dan rendah hati tdk boleh cpt2 menyatakan bahwa sdh mencapai kbnaran. Jk suatu ktk org sdh memiliki alasan yg cukup, bahwa ia mengetahui benar ttg obyeknya, artinya ia bkyakinan ada cukup alasan, bhw pengetahuannya sesuai dengan obyeknya, mk ia memiliki kepastian. Dlm kepastian ia tdk sangsi, bahwa ia tahu akan dasar pengetahuannya mengapa demikian dan apa sebabnya hrs demikian. Mencapai kepastian yg mgandung kebenaran amat memuaskan dan ia disebut bkeyakinan.
  2. Keyakinan tidak selalu mengandung kebenaran. Sebagai contoh boleh dikemukakan keyakinan orang tetang susunan dunia. Lama sekali masyarakat, pun masyarakat ilmiah, berkeyakinan bahwa bumi yang kita diami inilah yang menjadi pusat dunia, bahwa matahari dan bintang semuanya mengedari bumi. Ternyata pendapat itu keliru.
  3. Kebenaran moral, jika orang mengutarakan degan kata atau tanda lain apa yang diyakini kebenarannya.
  4. Keyakinan adalah sikap mental  atas dasar kepastian bahwa ada kebenaran, tetapi kebenaran yang diselidiki sendiri. Ada pula kemungkinan bahwa orang memiliki keyakinan akan kebenaran, bukan karena penyelidikannya sendiri, melainkan atas pemberitahuan pihak lain. Contoh ahli ilmu falak myatakan bahwa pada tanggal sekian akan ada gerhana bulan. Saya yakin bahwa pemberitahuan itu benar.
  5. Jadi setelah diberitahu, saya  tahu akan suatu kebenaran. Pengetahuan yang tercapai demikian itu disebut kepercayaan. Alasannya, keyakinan juga, sebab percaya kepada ahli ilmu falak itu, karena ia tahu benar.
  6. Percaya ialah menerima kbenaran demi kewibawaan.
Konsep-konsep ketuhanan
  1. Dinamisme : berasal dari kata yunani dynamis yang dalam bahasa indonesia disebut kekuatan. Bagi manusia primitif yang tingkat kebudayaannya masih rendah sekali, tiap-tiap benda yang ada di sekelilingnya bisa mempunyai kekuatan batin yang misterius.
  2. Masyarakat yang masih primitif memberi berbagai nama pada kekuatan batin yang yang misterius ini. Orang melanesia menyebutnya “mana”, orang jepang “kami”, orang india “hari”,shakti”, orang pigmi di afrika “oudah”, dan orang-orang indian “wakan”, “orenda”, dan “maniti”. Dalam sejarah agama kekuatan batin biasanya disebut “mana”.
  3. Mana ini memiliki lima sifat
  4. 1. Mana memiliki kekuatan
  5. 2. Mana tak dapat dilihat
  6. 3. Mana tidak mempunyai tempat yang tetap
  7. 4. Mana pada dasarnya tidak mesti baik dan tidak mesti buruk
  8. 5. Mana terkadang dapat dikontrol terkadang tidak dapat dikontrol
  9. Kesimpulannya, agama dinamisme mengajarkan kepada pemeluknya supaya memperoleh mana yang baik sebanyak-banyaknya dan menjauhi mana yang jahat.
  10. Masyarakat primitif belum bisa membedakan antara materi dan roh, sebagaimana kita di zaman modern sekarang dapat membedakan keduanya. Tidak begitu jelas apakah mana yang mereka sebut selamanya berarti kekuatan gaib, ataukah terkadang berarti roh
Animisme
  1. Animisme berasal dari bahasa latin anima yang berarti jiwa. Roh yang mereka pahami, tidak sebagaimana yang kita pahami.
  2. Bagi mereka roh itu tersusun dari suatu zat atau materi yang “halus”, sekali, yang dekat menyerupai uap atau udara.
  3. Dalam paham masyarakat primitif, roh itu makan, mempunyai bentuk dan mempunyai umur.
  4. Bagi orang bantu di afrika, roh itu mesti diberi makan, sebagaimana halnya dengan manusia. Bagi penduduk pulau andaman roh itu mempunyai kaki dan tangan yang panjang-panjang tetapi badannya kecil, pergi berburu, makan babi, menari dan menyanyi. Bagi orang india amerika, roh itu di waktu mati naik ke langit sebagai awan. Roh orang india lebih hitam dari roh orang eropa.
  5. Roh itu memiliki kekuatan dan kehendak, bisa merasa senang dan menjadi marah. Kalau ia marah ia dapat membahayakan bagi hidup manusia. Oleh sebab itu keridhaannya harus dicari; harus diusahakan supaya ia jangan marah, dengan memberi ia makan, mempersembahkan korban kepadanya dan mengadakan pesta-pesta khusus untuk dia.
  6. Sebagaimana halnya dalam agama dinamisme, dalam agama animisme, dukun atau tukang sihir dapat juga menarik roh-roh supaya mengambil tempat dalam fetish (benda yang bertuah). Dan fetish ini bisa mempunyai bentuk apa saja, batu, kotak, gigi binatang dan sebagainya.
Politeisme
  1. Peningkatan mana, sebagai sesuatu kekuatan gaib menjadi roh yang juga mempunyai kekuatan gaib mudah dapat dibayangkan.
  2. Perbedaan antara roh dan dewa hanya perbedaan dalam derajat kekuasaan. Dewa lebih berkuasa, lebih tinggi dan mulia, dan penyembahannya lebih tinggi dari roh. Roh dipandang tidak sekuasa dan semulia dewa, dan penyembahannya terbatas pada satu keluarga atau beberapa pemuja.
  3. Ada dewa yang tugasnya menerangi alam, dewa cahaya, seperti shamash dalam agama babilonia, ra dalam agama mesir kuno, surya dalam agama veda dan mithra dalam agama iran lama. Ada dewa yang tugasnya menurunkan hujan ke bumi, seperti indra dalam agama veda dan thor atau donnar dalam agama jerman kuno. Ada dewa angin seperti wotan dalam agama jerman kuno dan vatta dalam agama veda.
  4. Pada mulanya, dewa-dewa dalam politeisme mempunyai kedudukan yang hampir sama, tetapi karena beberapa hal, lambat laun beberapa di antara mereka mempunyai kedudukan lebih tinggi dari dewa-dewa lain. Di mesir purbakala umpamanya, tiap daerah mempunyai dewanya sendiri.
  5. Ra adalah dewa heliopolis, satu kota dekat kairo, amon, dewa dari thebes (kota di mesir hulu), osiris, dewa dari delta (mesir hilir), dan ptah, dewa dari memphis (kota di delta). Dalam sejarah mesir, dewa osiris bersama-sama dengan istrinya isis dan anaknya horus merupakan dewa trimurti yang dimuliakan di mesir.
  6. Dalam agama veda, tiga dewa yaitu indra (dewa kekuatan ganas dalam alam seperti hujan, petir dll), mihtra (dewa cahaya) dan varouna (dewa ketertiban dalam alam) mempunyai kedudukan yang lebih tinggi di bandingkan dewa-dewa lainnya seperti agni (dewa api), soma (dewa minuman suci), prithivi (dewa bumi), surya (dewa matahari).
  7. Perbedaan antara seorang monotheis dan seorang politheis bukan terletak pada satu atau banyaknya tuhan, tetapi juga pada bentuk dan sifat kepercayaan masing-masing.
  8. Seorang monotheis, kalau melihat sesuatu yang aneh dan ganjil, ia berkata:”alangkah hebatnya”. Tetapi seorang politheis dalam hal demikian akan berkata:”oh dewa baru!”. Dalam masyarakat politheis sesuatu yang bersifat misterius segera didewakan.
Henoteisme
  1. Dalam politeisme terdapat pertentangan antar tuhan, bagi yang berfikir mendalam, hal ini tidak memuaskan.
  2. Suatu saat, manusia mengangkat satu tuhan sebagai bapak dari tuhan-tuhan yang ada untuk disembah. Tuhan ini mendapat tempat yang tinggi dibanding tuhan-tuhan yang lain.
  3. Sebagai contoh, zeus dalam agama yunani lama, sebagai bapak dan kepala dewa-dewa panteon. Agni dalam agama veda lebih tinggi dari dewa-dewa varuna, indra, dll.
  4. Henoteisme atau monolatry, berasal dari kata heno=satu; latreuin=menyembah.
  5. Bagi penganut paham henoteisme, meyakini adanya satu tuhan, tetapi agama lain memiliki tuhan-tuhan lain. Tuhan-tuhan lain ini di anggap sebagai saingan atau musuh.
  6. Perkembangan tersebut nampak pada masyarakat yahudi. Ketika mereka menganut paham animisme, roh-roh nenek moyang mereka disembah yang kemudian dalam tingkatan politeisme menjadi dewa-dewa. Kata hebrew, yang dipakai untuk tuhan, pada mulanya ialah jama’ dari kata eloh, yaitu elohim. Akhiran im dalam bahasa hebrew menunjukkan banyak.
  7. Kemudian tiba suatu masa di mana salah satu elohim ini yaitu yahweh, eloh, dari bukit sinai, menjadi eloh  yang tunggal bagi masyarakat yahudi. Eloh-eloh yang lain tak diakui lagi. Yahweh  menjadi tuhan nasional yahudi, tetapi belum menjadi tuhan seluruh alam.
  8. Yahwe pun mulai dipandang sebagai satu-satunya tuhan. Pencipta alam, tuhan manusia seluruhnya, tuhan semesta alam. Yesaya 44/6 mengatakan :”aku yang pertama dan aku yang terakhir, tiada tuhan selain dari aku.
  9. Dan syema, yaitu apa yang dapat dipandang sebagai syahadat dalam agama yahudi berbunyi:”sjema jisrael, jahwe, elohenu, jahwe echod. Dengarlah israel, tuhan kita adalah satu.
  10. Kata eloh di sini tidak lagi datang dari jama’, tetapi telah dalam arti satu, yaitu bukan elohim tetapi eloh. (ulangan 6/4).
  11. Dalam ayat di atas yesaya 44/6, masih dipakai kata elohim, sungguh pun dimaksud di situ tuhan satu.
  12. Untuk meningkat ke monoteisme, politeisme, tidak mesti melaui jalan henoteisme. Di abad 14 sm. Raja firaun, mengambil aton (tuhan matahari) menjadi satu-satunya tuhan bagi rakyat mesir.
Deisme
  1. Monoteisme bisa berbentuk deisme atau teisme. Deisme berasal dari kata latin deus yang berarti tuhan.
  2. Menurut faham deisme tuhan berada jauh di luar alam (transcendent) yaitu tidak dalam alam (tidak immanent). Tuhan menciptakan alam, dan sesudah alam diciptakannya, ia tidak memperhatikannya lagi.
  3. Alam berjalan dengan peraturan-peraturan yang tak berubah-rubah (sunnatullah).
  4. Dalam faham deisme Tuhan dapat diumpamakan dengan tukang jam yang sangat ahli, dimana jam akan berjalan sesuai mekanisme yang telah ditentukan.
  5. Demikian pula alam dalam faham deisme. Setelah diciptakan, alam tak berhajat lagi kepada Tuhan dan berjalan menurut mekanisme yang telah di atur oleh Tuhan.
  6. Karena alam seluruhnya berjalan menurut mekanisme tertentu dan menurut peraturan yang tak berubah-ubah, maka dalam deisme tak terdapat faham mukjizat, dalam arti kata sesuatu yang bertentangan dengan peraturan alam.
  7. Alam berjalan sesuai sunnatullah Tuhan tidak di butuhkan.
  8. Ada jarak antara alam dan Tuhan, keduanya tidak saling membutuhkan. Tuhan tak perlu mengurus alam dan alam tak berhajat pada Tuhan.
  9. Dalam  faham deisme, doa tak dibutuhkan.
  10. Dalam faham deisme Tuhan hanya merupakan pencipta alam dan sumber dari segala-galanya, dan bukan Pengatur dan Pengawas alam; alam tak perlu diatur dan diawasi lagi.
  11. Tuhan yang ada berada jauh dari alam ini diumpamakan dengan tuan tanah yang tak pernah ada di tanahnya.
  12. Faham deisme muncul pada abad 17 dan berasal dari falsafat Newton (1642-1727 M) yang mengatakan bahwa Tuhan hanya Pencipta alam dan jika ada kerusakan, baru alam perlu pada Tuhan untuk memperbaiki kerusakan tersebut.
  13. Menurut deisme pendapat akal mesti sesuai dengan wahyu, olehnya wahyu tak diperlukan.
  14. Akal dapat mengetahui baik dan buruk, doa tak diperlukan.
  15. Faham deisme pindah dari Inggris ke Perancis dengan perantaraan Voltaire dan kemudian ke Amerika Serikat di mana kaum intelek banyak yang menganut faham ini.
PANTEISME
  1. Pan berarti seluruh. Panteisme berarti seluruh Tuhan. Panteisme berpendapat bahwa seluruh kosmos ini adalah Tuhan. Semua yang ada dalam keseluruhan adalah Tuhan dan Tuhan ialah seluruh yang ada dalam keseluruhan.
  2. Benda-benda yang dapat ditangkap dengan pancaindera adalah Tuhan. Kursi, meja, merupakan bahagian dari Tuhan.
  3. Karena Tuhan adalah kosmos ini dalam keseluruhannya dan karena benda-benda adalah bahagian dari Tuhan, maka Tuhan itu berlainan dengan faham deisme, adalah dekat sekali dengan alam. Tuhan adalah immanent, yaitu berada dalam alam ini, bukan di luar, sebagaimana deisme. Karena seluruh kosmos ini adalah satu, maka Tuhan dalam panteisme juga satu, hanya Tuhan dalam panteisme memiliki bahagian-bahagian.
  4. Dalam panteisme Tuhan atau Yang Maha Besar itu hanya satu, dan tak berubah. Alam pancaindera yang dilihat berubah ini, dan yang mana yang merupakan bahagian dari Tuhan, adalah ilusi dan khayal belaka. Sebagaimana yang diyakini oleh kaum Hindu umpamanya, yang hak dari yang hak itu adalah Brahman, alam pancaindera bukanlah hakikat, hanya ilusi.
TEISME
  1. Teisme sefaham dengan deisme, berpendapat bahwa Tuhan adalah transcedent, yaitu di luar alam, tetapi sefaham dengan panteisme, menyatakan bahwa Tuhan, sungguhpun berada di luar alam, juga dekat pada alam. Berlainan dengan deisme, teisme setelah alam diciptakan oleh Tuhan, alam tetap berhajat pada Tuhan. Tuhan adalah sebab bagi yang ada di alam ini.
  2. Kosmos ini tak bisa berwujud tanpa Tuhan walaupun sehari. Tuhanlah secara terus menerus yang mengatur alam ini. Dialah yang menggerakkan alam ini.
  3. Menurut teisme, alam tidak beredar menurut hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang tak berubah, tetapi beredar menurut kehendak mutlak Tuhan.
  4. Teisme mengakui adanya mukjizat dan perlunya berdoa.
NATURALISME
  1. Menurut naturalisme, alam ini berdiri sendiri, serba sempurna, beredar dan beroperasi menurut sifat-sifat yang terdapat dalam dirinya sendiri, menurut tabiatnya.
  2. Alam ini tidak berasal dari dan tidak bergantung pada kekuatan gaib atau supernatural.
  3. Faham naturalisme lahir setelah ilmu pengetahuan tentang alam bertambah maju dan ahli-ahli ilmu alam melihat bahwa alam ini berevolusi dan bergerak menurut aturan tetap.
  4. Dengan dijumpainya hukum-hukum alam menurut naturalisme tak ada lagi misteri di alam ini. Masa depan ditentukan dari sekarang oleh hukum alam yang tak berubah tersebut. Di atas hukum alam tidak ada lagi sesuatu yang lebih tinggi.
  5. Seorang naturalis di abad 19 mengatakan bahwa ia telah menyelidiki seluruh langit dengan teleskopnya, tetapi ia tak menemui Tuhan.
ATEISME
  1. Faham naturalis meningkat menjadi faham ateisme. Ateisme ialah faham bahwa Tuhan tidak ada.
  2. Tuhan tak perlu kalau Tuhan betul ada, mengapa ia tidak tunjukkan dirinya kepada manusia?
  3. Kalau Tuhan ada, kenapa alam tidak diciptakan dalam kesempurnaan? Kenapa banyak orang miskin? Kenapa ada kekacauan di alam ini?
AGNOSTISISME
  1. Agnostisisme atau skeprisisme adalah faham yang bersikap ragu akan keberadaan Tuhan.
  2. Agnostisisme tidak dengan tegas menyatakan bahwa tuhan tak ada. Tuhan mungkin ada, tetapi manusia tak dapat mengetahuinya secara positif.
  3. Faham agnostik diciptakan oleh Thomas Huxley (1825-1895), sebagai lawan dari kata gnostik, yang menyatakan bahwa pengetahuan positif tentang Tuhan dapat diperoleh manusia.
  4. Kaum agamawan menyatakan bahwa mereka memperoleh pengetahuan positif dan pasti gnosis tentang Tuhan.
  5. Huxley, sebaliknya mengatakan pengetahuan yang positif dan pasti tentang Tuhan tak mungkin diperoleh. Kalau tentang alam nyata ini saja, manusia tak bisa memperoleh pengetahuan yang 100% positif apalagi pengetahuan tentang alam gaib.
  6. Kalau kaum ateisme payah dapat ditarik ke dalam lingkungan agama, kaum agnostik dengan sikpa-sikap keragu-raguan mereka antara ateisme dan teisme, masih dapat agak mudah ditarik ke dalam lingkungan agama.
PERKEMBANGAN FAHAM KETUHANAN DALAM MASYARAKAT ARAB JAHILIYAH
  1. Kebiasaan orang Arab membawa batu-batu sebagai teman dalam perjalanan. Batu tersebut  dianggap memiliki tuah, dan dengan demikian mereka percaya pada dinamisme.
  2. Mereka meyakini, semua benda yang ada di sekeliling mereka memiliki roh.
  3. Al-Safa dan al-Marwah merupakan tempat beribadah kaum Jahiliyah.
  4. Bagi Quraiys patung Hubal adalah salah satu patung yang dimuliakan dan ditempatkan di Ka’bah. Dewa yang ada dalamnya dipandang sebagai dewa yang menurunkan rezeki bagi manusia.
  5. Arab Tha’if menyembah al Lata, batu putih empat persegi. Dewa ini adalah dewa musim panas.
  6. Al-Uzza, menurut riwayat adalah 3 pohon kayu dan merupakan dewa musim dingin.
  7. Manata: patung yang paling tua, adalah dewa nasib atau qadha dan qadar.
  8. Ketika tawaf di Ka’bah, orang-orang Jahiliyah membaca: Demi Lata, Uzza dan Manah, dewa ketiga. Mereka adalah dewi-dewi mulia dan syafaat mereka dapat diharapkan.
  9. Dalam faham Arab Jahiliyah, di atas segala dewa ini masih ada satu kekuatan gaib, yang lebih berkuasa yang mereka beri nama ALLAH.
  10. Nama Abd Allah, yang dikenal di zaman jahiliyah juga menunjukkan bahwa konsep Allah telah ada pada mereka.
  11. Masyarakat Arab yang politheis  di sebut dalam surat al-An’am: 139.
  12. Allah lebih tinggi dari dewa lainnya, terdapat dalam sya’ir: Demi Lata serta Uzza dan orang yang percaya padanya, dan demi Allah, Allah lebih besar dari mereka. Keterangan serupa ini terdapa dalam surat al-Zumar: 3.
  13. Faham Allah ini kemudian ditonjolkan kembali ke atas oleh kaum Hanif. Kaum hanif ini tidak banyak pengikutnya. Mereka berupaya mencari satu Tuhan.
  14. Di antara mereka menganut Kristen sebagaimana Waraqah bin Naufal.
  15. Sebagian Arab Jahili meyakini bahwa semua agama pada hari kiamat akan hancur, kecuali agama yang hanif.
  16. Menurut riwayat Umayyah bin Abi al-Salt mengharap akan menjadi Nabi tetapi ketika Nabi Muhammad saw., yang mendapat wahyu, ia tidak mengakuinya. Sebagaimana tertuang dalam sya’irnya: Penyakit ini telah menjadi nasibku dan aku tahu bahwa agama Hanif benar, tetapi terhadap agama Muhammad aku ragu.
  17. Masyarakat Arab meyakini Tuhan yang hanif. Berbeda dengan kaum Yahudi, masyarakat Arab Jahili tidak meningkat dari politeisme ke henoteisme tetapi langsung ke monoteisme.
ARGUMEN ADANYA TUHAN
1.      ONTOLOGIS
a)      Ontologis berasal dari kata ontos (sesuatu yang berwujud). Ontologi berarti teori tentang wujud tentang hakikat yang ada.
b)      Argumen ontologis diungkap pertama kali oleh Plato (428-348 SM)., dengan teori idenya.
c)      Tiap-tiap yang ada di alam nyata ini menurut Plato mesti ada ideanya. Ideanya adalah devinisi atau konsep universil dari segala sesuatu.
d)     Kuda memiliki idea atau konsep universil. Idea ini berlaku untuk tiap-tiap kuda yang ada dalam alam nyata, baik kuda itu kecil atau besar, jantan atau betina. Idea kuda itu adalah faham, gambaran universil untuk seluruh kuda di seluruh dunia.
e)      Idea manusia adalah badan hidup yang kita kenal dan yang bisa berfikir ini. Dengan kata lain idea manusia ialah hayawan al-natiq, atau binatang berfikir.
f)       Konsep hayawan al-natiq ini bersifat universil, berlaku untuk seluruh manusia besar kecil, tua-muda, lelaki-perempuan di seluruh dunia.
g)      Idea-idea bukan bercerai berai dengan tak ada hubungan satu sama lain, tetapi semuanya bersatu dalam idea tertinggi yang diberi nama Idea Kebaikan atau The Absolut Good yaitu Yang Mutlak Baik. Yang mutlak baik itu adalah sumber, tujuan dari segala yang ada.
h)      Yang Mutlak Baik itu disebut juga Tuhan.
i)        Dengan teori idea ini, Plato mencoba membuktikan bahwa alam bersumber pada sesuatu kekuatan gaib yang bernama The Absolute, atau Mutlak Baik.
j)        Argumen ontologis kedua dikemukakan oleh St. Agustinus (354-430 M). Menurutnya, manusia mengetahui dari pengalamannya dalam hidup bahwa dalam alam ini ada kebaikan.
k)      Akal manusia terkadang erasa bahwa ia mengetahui apa yang benar tetapi kadang merasa ragu-ragu bahwa apa yang diketahui itu adalah kebenaran.
l)        Dengan kata lain akal manusia mengetahui bahwa di atasnya masih ada suatu kebenaran tetap, kebenaran yang tak berubah-ubah. Kebenaran tetap dan tak berubah itulah yang menjadi sumber dan cahaya bagi akal dalam usaha mengetahui apa yang benar.
m)    Kebenaran tetap dan kekal itu merupakan Kebenaran Mutlak dan Kebenaran Mutlak inilah yang disebut Tuhan.
n)      Argumen ontologis ketiga dikemukakan oleh St. Anselm dari Canterbury (1033-1109 M). Ia lahir di Italia dan pada tahun 1093 M ia menjadi uskup agung Canterbury.
o)      Menurutnya, manusia dapat memikirkan sesuatu yang kebesarannya tak dapat dilebihi dan diatasi oleh segala yang ada, konsep sesuatu Yang Maha Besar, Maha Sempurna, sesuatu yang tak terbatas.
p)      Zat yang serupa ini mesti memiliki wujud dalam hakikat, sebab kalau ia tak memiliki wujud dalam hakikat dan hanya memiliki wujud dalam fikiran, zat itu tidak memiliki zat yang lebih besar dan sempurna dari yang lain.
q)      Sesuatu Yang Maha Besar dan Maha Sempurna itu adalah Tuhan dan karena sesuatu yang terbesar dan tersempurna tak boleh tidak mesti memiliki wujud, maka Tuhan mesti memiliki wujud, Tuhan mesti ada.
r)       Rene Descartes (filosof Perancis 1598-1650 M) mengambil perumpamaan adanya zat Yang Maha Besar dan Maha Sempurna dari ilmu pasti.
s)       Menurutnya suatu segitiga yang tak memiliki wujud pada hakikatnya. Tetapi begitu pun segitiga yang mempunyai wujud hanya hanya dalam bayangan ini memiliki sifat-sifat yang tak bergantung pada bayangan tetapi pada hakikat.
t)       Umpamanya, segitiga yang jumlah sudutnya sama dengan 180 derajat dan bahwa garis terpanjang dari ketiga garisnya terletak bertentangan dengan sudut terbesar. Sifat-sifat ini, bagaimanapun, terkandung dalam segitiga yang berwujud hanya dalam fikiran itu. Sebagaimana sifat-sifat ini terkandung dalam segitiga bayangan itu, demikian pula wujud terkandung dalam zat Maha Sempurna dan Maha Besar sebagaimana yang dikemukakan St. Anselm.
u)      Dengan kata lain jika sifat tersebut tak boleh tidak mesti ada dalam segitiga yang dibayangkan itu, demikian pula wujud tak boleh tidak mesti ada dalam zat terbesar dan tersembunyi yang dibayangkan itu.
v)      Argumen ontologis  ini mendapat tantangan. Manusia dapat membayangkan suatu negara tersempurna yang merupakan surga dunia tetapi gambaran yang ada dalam otak manusia ini tidak memestikan adanya negara surga itu dalam haikat.
w)    Menjawab tantangan ini Anselm mengatakan bahwa gambaran serupa itu memang benar dan berlaku bagi semua hal kecuali satu hal, yakni sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan.
x)      Sekolah yang terbagus dan sebagainya boleh memiliki wujud dan boleh tak memiliki wujud dalam hakikat, tetapi zat Yang Maha Sempurna dan lebih besar dari segala yang ada mestinya memiliki wujud.
y)      Argumen ini juga mendapat tantangan dari Immanuel Kant (1729-1804 M), filosof Jerman.
z)      Menurutnya, ditambahkannya wujud kepada konsep tentang sesuatu tidak membawa hal baru bagi konsep itu, dengan kata lain konsep tentang kursi bayangan dan kursi yang memiliki wujud tidak ada perbedaannya.
aa)   Konsep tentang zat maha besar dengan demikian tidak mengharuskan adanya zat maha besar itu. Konsep sesuatu yang terbesar sebagai konsep sudah sempurna sungguhpun konsep itu tak memiliki wujud pada hakikatnya.
bb)  Argumen ontologis tak dapat meyakinkan mereka akan adanya Tuhan.
KOSMOLOGIS
a)      Argumen kosmologis disebut juga argumen sebab-musabab, yang lahir dari teori bahwa alam adalah bersifat mumkin, dan bukan bersifat wajib dalam wujudnya. Dengan kata lain, alam adalah yang dijadikan, maka mesti ada alam yang menjadikannya.
b)      Argumen ini diungkapkan oleh Aristoteles (384-322 SM). Aristoteles adalah murid Plato.
c)      Konsep Plato tiap yang ada dalam alam memiliki idea, bagi Aristoteles, tiap benda yang ditangkap dengan panca indera memiliki materi dan bentuk. Bentuk terdapat dalam benda tersebut (bukan di luar benda sebagaimana Plato),dan bentuklah yang membuat materi memiliki bangunan atau rupa.
d)     Bentuk tak dapat berdiri sendiri terlepas dari materi. Materi dan bentuknya selamanya satu. Materi tanpa bentuk tak ada. Materi dan bentuk hanya dalam akal dapat dipisahkan.
e)      Karena bentuk merupakan hakikat (konsep universil atau definisi) sesuatu, bentuk, adalah kekal dan tak berubah-rubah. Tetapi dalam pancaindera terdapat perubahan. Perubahan menghendaki dasar.
f)       Di atas dasar inilah perubahan dapat terjadi. Dasar inilah yang disebut materi oleh Aristoteles. Materi berubah, tetapi bentuk kekal.
g)      Bentuklah yang membuat materi berubah dengan arti materi berubah untuk mendapatkan bentuk tertentu.
h)      Dengan memperoleh bentuk tertentu ini materi berubah menjadi benda yang dimaksud.
i)        Sebelum menjadi bentuk tertentu ini materi memiliki potensi untuk menjelma menjadi benda yang dimaksud.
j)        Potensi ( al-quwwah) yang ada dalam materi menjelma menjadi hakikat atau aktualitas (al-fi’l), karena bentuk. Olehnya, materi disebut potensialitas dan bentuk aktualitas.
k)      Antara bentuk dan materi ada hubungan gerak. Yang menggerakkan ialah bentuk dan yang digerakkan adalah materi, yaitu bentuk menggerakkan potensialitas untuk menjadi aktualitas.
l)        Sebelum menjadi bentuk tertentu ini materi memiliki potensi untuk menjelma menjadi benda yang dimaksud.
m)    Potensi ( al-quwwah) yang ada dalam materi menjelma menjadi hakikat atau aktualitas (al-fi’l), karena bentuk. Olehnya, materi disebut potensialitas dan bentuk aktualitas.
n)      Antara bentuk dan materi ada hubungan gerak. Yang menggerakkan ialah bentuk dan yang digerakkan adalah materi, yaitu bentuk menggerakkan potensialitas untuk menjadi aktualitas.
o)      Bentuk dan materi adalah kekal dan demikian pula hubungan antara antara materi dan bentuk.
p)      Karena hubungan ini kekal maka gerak mesti pula kekal.
q)      Sebab pertama dari gerak kekal ini mestilah dari sesuatu yang tidak bergerak. Gerak terjadi dari perbuatan yang menggerakkan terhadap yang digerakkan; yang menggerakkan digerakkan pula oleh suatu rentetan penggerak dan yang digerak.
r)       Rentetan ini tidak akan memiliki kesudahan kalau dalamnya tidak terdapat penggerak yang tak bergerak; dalam arti penggerak yang tak berubah untuk mempunyai bentuk.
s)       Penggerak yang tak bergerak ini mesti dan wajib memiliki wujud wajib al-wujud dan inilah yang disebut penggerak pertama.
t)       Penggerak pertama yang tak bergerak ini tak bisa memiliki sifat materi; ia mesti memiliki sifat bentuk tanpa materi.
u)      Materi ialah potensialitas dan karena itu akan berubah, jadi bergerak. Bentuk sebaliknya aktualitas, jadi tak berubah dan tak kekal. Sebagai aktualitas bentuk ialah sempurna. Bentuk dalam arti penggerak pertama mestilah sempurna.
v)      Bentuk dalam arti pertama mestilah sempurna sesempurnanya, hanya satu dan merupakan akal.
w)    Aktivitas akal ini hanya bisa terdiri dari pikiran.
x)      Karena akal pertama ini sempurna sesempurnanya dan tak berhajat pada yang lain, bahan pemikirannya hanyalah dirinya sendiri. Akal serupa ini adalah akal yang suci.
y)      Akal inilah Tuhan. Tuhan dalam faham ini tak memiliki sifat pencipta alam.
z)      Hubungannya dengan alam hanya merupakan hubungan penggerak pertama dengan yang digerakkan. Ia menjadi tujuan dari segala-galanya.
aa)   Menurut al-Kindi (796-873 M), alam ini diciptakan dan penciptanya adalah Allah. Segala yang terjadi dalam alam memiliki hubungan sebab musabbab. Sebab memiliki efek kepada musabbab. Rentetan sebab musabbab ini, berakhir kepada sebab pertama yaitu Allah.
bb)  Al-Farabi (872-950 M), alam bersifat mumkin wujudnya dan oleh karena itu berhajat pada suatu zat yang bersifat wajib wujudnya untuk merubah kemungkinan wujudnya kepada wujud hakiki; yaitu sebagai sebab bagi terciptanya yang mungkin itu. Rentetan sebab musabbab tak boleh tidak mesti memiliki kesudahan dan oleh karena itu mestilah ada sesuatu zat yang wujudnya bersifat wajib dan tak berhajat lagi pada sebab di atasnya.
cc)   Ia Maha Sempurna, berdiri sendiri, ada semenjak azal, tidak berubah dari yang satu ke hal lain.
dd) Semata-mata akal. Dialah sebab pertama dari segala yang ada, Dia satu dan Dialah yang disebut Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar